Sekolah jurnalistik Datangkan Trainer Nasional Literasi Digital

Banyumili Travel
Jumat, 22 Maret 2024


Sangatta – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII Cabang Kutai Timur mengadakan sekolah jurnalistik (suntik) yang diikuti 23 peserta bertempat di gedung LDNU, Minggu (12/2). Menjadi jurnalis dengan kecepatan menulis dan memanfaatkan kecanggihan teknologi digital di kupas tuntas pada hari kedua pelaksanaan sekolah jurnalistik yang bertema “Membangun Potensi Literasi Digital Kaum Intelektual Muda”.
Materi terakhir sekolah jurnalistik ini diisi materi aplikasi digital dalam jurnalistik. Tidak tanggung-tanggung, Panitia pelaksana mengundang Sismanto HS, Trainer nasional aplikasi digital Ikatan Guru Indonesia didatangkan untuk mengupas tuntas apa dan bagaimana, serta praktik aplikasi digital dalam jurnalistik. Disamping itu juga, pemateri sudah malang melintang dalam dunia penulisan buku, opini, artikel, dan beberapa kali memenangkan lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional dan internasional.

“Era teknologi informasi berjalan begitu cepat, jurnalistik memerlukan adanya aplikasi program yang dapat menyambungkan input suara ke dalam bentuk teks atau “speech to text”. Ada banyak aplikasi input suara yang bisa didownload dari Play Store Google. diantara aplikasi itu adalah voice to text, voice writer, speechnotes, color note”. Terang Sismanto HS, yang juga sebagai ketua LTN, lembaga penerbitan dan pers Nahdlatul Ulama Kutim.

Sismanto HS, yang saat ini dipercaya sebagai wakil sekretaris Nahdlatul Ulama Kutai Timur periode 2016-2021 melanjutkan bahwa “Dengan aplikasi ini seseorang mampu menulis dalam bentuk ketikan secepat bicara. Aplikasi ini dapat membantu seorang jurnalis untuk menuliskan ide-ide yang dituliskan, salah satu diantaranyayang sering saya gunakan aplikasi color note”.

“Aplikasi ini akan membuat lebih mudah, hal Ini bukan hanya pengenalan suara. Salah satu fungsi yang paling penting dari aplikasi ini adalah transformasi teks. Dengan aplikasi ini bahkan tidak perlu mengatur bahasa untuk mengenali suara, suara yang kita masukkan diubah menjadi teks dan dimasukkan ke dalam kotak teks yang dapat dengan mudah diedit” Pungkas Sismanto HS, yang juga sebagai wakil ketua IGI Kutai Timur.